Search
Close this search box.

Sejumlah Warga Salemo Keluar Dari Data PKH, Tanpa Penjelasan

Sejumlah Warga Salemo Keluar Dari Data PKH, Tanpa Penjelasan

Pangkep – Sejumlah warga Pulau Salemo, Desa Mattiro Bombang, Kecamatan Liukang Tupabbiring Utara, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep), Sulawesi Selatan, dikeluarkan dari daftar penerima Program Keluarga Harapan (PKH) dengan alasan yang tidak jelas.

“Tiba-tiba saja langsung hilang namanya mamaku,” kata warga Pulau Salemo yang enggan namanya ditulis ke media ini di Pangkajene, Kamis (23/3/2023).

Lanjut dikatakan, penerima manfaat yang dikeluarkan tersebut disinyalir berbeda dukungan dengan oknum pendamping PKH saat Pilkades sebelumnya.

“Katanya pendamping PKH di sini, siapa-siapa yang bermasalah atau tidak ikut dukungan dengan kepala desa akan bakalan ‘dilempar’ (dikeluarkan) walaupun berstatus warga miskin,” ungkap dia menirukan ucapan oknum pendamping PKH tersebut.

“Setahu saya pak, ada empat di pulau Salemo yang dikeluarkan, itu belum di pulau sebelah yang terhapus namanya, pak. Namun sebelumnya semua dapat bantuan, bahkan kami semua siap bersaksi, pak,” pungkasnya.

Sementara itu, Kordinator PKH Kabupaten Pangkep, Ramzah saat dikonfirmasi mengatakan, pihak yang bekompeten mengeluarkan nama penerima manfaat adalah pemerintah desa setempat melalui DTKS.

“Yang bisa kasih hilang namanya penerima bantuan Program Keluarga Harapan cuma pemerintah desa lewat Data Terpadu Kesejahteraan Sosial atau (DTKS),” katanya.

Lanjut dikatakan, selain nama dikeluarkan dari DTKS, ada dua penyebab dana bantuan PKH tidak masuk rekening kelompok penerima manfaat (KPM).

“Kalau terkait tidak masuk bantuannya atau nol saldo ada beberapa faktor penyebabnya, pertama bisa jadi kartu keluarganya penerima tidak padan Dukcapil karena mungkin sudah tambah anggota rumah tangga di dalamnya,” tuturnya.

“Kedua bisa jadi juga faktor data anak sekolahnya yang tidak sinkron dengan data dapodiknya dan data terus diupdate atau dimutahirkan. Memang banyak kejadian seperti itu tahap 1 terimah belum tentu di tahap 2 masih terima,” tambah dia.

Saat media ini menghubungi Kepala Desa Mattiro Bimbang untuk dikonfirmasi terkait nama KPM yang dikeluarkan tersebut, pihaknya belum memberikan jawaban hingga berita ini dimuat.

Penulis: Anwar Bro